etua Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network) Mahawan Karuniasa mengemukakan fenomena peningkatan suhu global yang mencapai 1,2 derajat celcius dan telah disampaikan oleh Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCC), dikutip dari enviro.or.id.
Mahawan memandang bahwa bencana tersebut tidak terjadi karena faktor tunggal. Tata ruang, tata kota, dan pertumbuhan permukiman yang tidak terkendali, serta sistem drainase perkotaan yang buruk juga berpotensi menimbulkan bencana banjir.
Guna mengurangi dampak yang ditimbulkan, kata Mahawan, setiap kebijakan tata ruang dan pengendalian pembangunan perkotaan atau wilayah perlu menyesuaikan dengan perubahan iklim.
Mahawan menyoroti aktivitas Pembangunan yang secara langsung atau tidak langsung mengganggu fungsi komponen tata ruang seperti drainase, garis sempadan sungai dan laut serta aktivitas yang terbukti berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) keluarkan peringatan potensi hujan lebat yang dapat disertai angin kencang selama beberapa waktu ke depan.
Kondisi cuaca ini pun juga berdampak pada gelombang laut. Diprediksi ada potensi gelombang laut tinggi di beberapa titik perairan di Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan puncak musim hujan pada akhir Desember di sebagian besar wilayah Sumatra dan Jawa, sedangkan wilayah Jawa bagian tengah sampai pesisir utara diprediksi alami puncak musim hujan pada Januari 2025.